Edit Content
Click on the Edit Content button to edit/add the content.

Artikel Tanya Jawab

Menghadapi Istri yang Menjauh dan Mengungkapkan Ketidakcintaan Pasca Pernikahan

Artikel Tanya Jawab

Penanya (Rizki di Garut, Jawa Barat):

Pernikahan saya baru 1 bulan lebih, namun selang 4 hari pernikahan, ada perubahan pada diri sang istri. Ia cenderung cuek dan hak suami pun kadang tidak terpenuhi. Dan saya lihat makin kesini dia semakin benci dan agak menjauh, dia pernah bilang katanya dia tidak cinta sama suami spontan semenjak hari pernikahan. Apa yang harus saya lakukan menghadapi istri seperti ini? Dan juga dia pernah mengatakan ingin pisah saja, namun ada dugaan ia sekarang hamil

Jawaban:

Terkadang ada perempuan yang dipaksa menikah oleh keluarganya. Dia sebenarnya tidak ingin menikah, tetapi karena tekanan keluarga, dia akhirnya setuju. Jika memang ada unsur pemaksaan dalam pernikahan tersebut, hal ini bisa menimbulkan masalah. Namun, jika awalnya tidak ada paksaan, dan pernikahan dimulai dengan baik-baik saja, serta ada perasaan cinta dan kasih sayang, bisa jadi ada faktor lain yang memengaruhi perubahan sikap istri.

Salah satu kemungkinannya adalah sihir. Dalam Islam, sihir dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk memisahkan suami dan istri. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an tentang Harut dan Marut, yang menggambarkan sihir sebagai salah satu cara untuk memisahkan pasangan. Ada sihir sharf yang membuat seseorang membenci pasangannya, dan ada sihir ‘af yang menyebabkan orang yang tidak saling cinta menjadi saling menyukai.

Jika perubahan sikap istri terjadi secara mendadak tanpa sebab yang jelas, kemungkinan besar bisa jadi ada faktor sihir. Langkah yang bisa dilakukan adalah meruqyah istri untuk menghilangkan pengaruh buruk tersebut. Apalagi jika dia awalnya penyayang, namun tiba-tiba berubah menjadi cuek dan menjauh, meruqyah adalah usaha yang bisa dicoba. Semoga Allah memberi kesembuhan dan melindungi keluarga Anda.

Namun, jika perubahan sikap ini disebabkan oleh pemaksaan dari orang tua pada awal pernikahan, suami bisa berusaha menciptakan rasa cinta dan ketulusan dalam hubungan. Rasulullah SAW pernah menikahi Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab, yang keluarganya tewas dalam perang Bani Quraizhah. Awalnya, Shafiyyah merasa benci, namun Rasulullah terus bersikap baik dan meminta maaf, sehingga kebenciannya pun berubah menjadi cinta.

Pernikahan tidak selalu harus dimulai dengan cinta, tetapi kecocokan dan kasih sayang dapat ditumbuhkan. Allah SWT berfirman bahwa Dia yang menjadikan cinta dan kasih sayang antara suami-istri. Oleh karena itu, kita harus berusaha agar Allah menurunkan rasa cinta dan kasih sayang dalam hati pasangan kita.

Suami juga perlu mencoba untuk mendekati istri dengan cara yang lembut dan memahami bahwa istri, apalagi jika ia masih gadis, mungkin merasa malu dan membutuhkan waktu untuk terbuka. Suamilah yang seharusnya memulai, menunjukkan kasih sayang, dan tidak bersikap terlalu kaku atau formal layaknya seorang guru terhadap muridnya. Ini sangat penting dalam hubungan rumah tangga.

Benih cinta perlu dirawat dan dijaga. Ketika cinta mulai tumbuh, pastikan untuk melindunginya dari hal-hal yang bisa merusaknya. Insyaallah, dengan usaha dan doa, cinta itu akan kembali, dan semoga Allah menjaga rumah tangga Anda. Barakallah.

Wallahu a’lam.

***
Jawaban dalam bentuk video dapat anda saksikan dengan klik link ini.

Bagikan Artikel Ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *